seperti yang di posting oleh
Ustad Yusuf Mansur
dalam time line google-nya, dan dengan berpatokan pada Ilmu ISLAMIK, beliau memuat postingan seperti berikut :
Anda mau menikah?
Sebaiknya Anda tidak menikahi 10 tipe wanita ini. Sebab hidup Anda bisa
runyam, kacau, bahkan penuh masalah. Kebahagiaan di dunia susah
didapat, apalagi kebahagiaan di akhirat.
1. Wanita yang suka pamer aurat:
Hindarilah
menikah dengan wanita yang suka memamerkan auratnya. Selain membuat
Anda was-was dan dibakar cemburu ketika menjadi suaminya, hidup Anda
juga tidak tenang karena ia akan sering digoda atau menggoda laki-laki
lain.
Selain itu, sebagai suami, Anda akan dituntut
pertanggungjawaban di hadapan Allah dalam aspek mendidik istri. Jika
istri Anda berubah setelah menikah dengan menutup aurat secara sempurna,
mungkin itu adalah keberhasilan Anda. Tetapi jika ia tidak berubah
setelah menikah dan hingga meninggal dunia, ia tercatat sebagai su’ul
khatimah. Bukankah dengan menikah, kita ingin suami istri menjadi
pasangan penuh cinta di dunia dan menjadi pasangan abadi di surga?
2. Wanita yang suka pamer harta:
Ada
wanita-wanita tertentu yang suka memamerkan hartanya. Dan biasanya,
selain memamerkan hartanya, ia juga menghina orang lain yang tidak
sekaya dirinya atau tidak memiliki barang-barang seperti kepunyaannya.
Padahal, apa yang dipamerkannya itu adalah milik atau pemberian orang
tuanya.
Misalnya di SMA, ia suka memamerkan HP-nya yang selalu
baru. Begitu ada merek yang keluar, ia segera memilikinya. Ia juga
mengolok-olok dan menghina teman yang HP-nya jadul.
Contoh lain,
saat kuliah ia membawa mobil dan memakai perhiasan. Ia memamerkan hal
itu dan tidak mau berteman dengan mahasiswi lain yang hanya naik
kendaraan umum atau membawa motor ke kampus.
Wanita yang suka
pamer seperti ini, ketika suaminya tidak kaya, maka ia akan membuat
suaminya terbebani dengan banyak tuntutan. Kalaupun suaminya kaya, bukan
berarti tidak ada masalah. Sebab ia akan menggerogoti harta suaminya
demi gengsinya dan membuat suami tidak tenang karena ia menciptakan
jarak sosial dengan tetangga, bahkan menyakiti mereka. Suami yang
tadinya orang shalih, bisa terbawa dicap buruk atau bahkan dimusuhi.
Di
akhirat, orang yang sombong sangat merugi. Disebutkan dalam hadits
Nabi, orang yang sombong tidak akan masuk surga. Bahkan, meskipun
kesombongannya itu seberat dzarrah; seberat biji sawi atau seberat debu.
Nah, jika istri masuk neraka karena kesombongannya dan suami masuk
surga karena keshalihannya, bukankah ini berarti tujuan pernikahan tidak
tercapai. Sebab kita menikah dengan cita-cita sakinah mawaddah wa
rahmah di dunia, berbahagia selamanya di surga.
3. Wanita yang durhaka pada orang tua:
Jangan
pernah menikahi wanita yang durhaka kepada orang tuanya. Tandanya, ia
sering berkata kasar pada orang tuanya, sering menyakiti mereka, sulit
diperintah oleh mereka, bahkan sering membuat mereka menangis dan
menderita.
Mengapa? Sebab wanita yang durhaka pada orang tuanya,
sulit menjamin bahwa ia bisa menjadi istri yang taat pada suaminya.
Wanita yang durhaka pada orang tuanya, ia juga dikhawatirkan durhaka
kepada suaminya.
Dan yang hampir pasti, kalau kepada orang tuanya
saja ia durhaka, ia juga tidak akan bisa berlaku baik pada mertuanya.
Maukah kita, saat orang tua kita sudah demikian lanjut usia, justru hati
mereka kerap terluka karena istri kita? Maukah kita, tahun-tahun
terakhir kehidupan orang tua kita justru menderita karena kita salah
memilih wanita?
4. Wanita yang suka pacaran:
Ada wanita-wanita
yang ketika di SMA atau kuliah suka berdekatan dengan lawan jenis,
membangun hubungan, berpacaran. Yang lebih parah lagi, ada wanita yang
suka ganti-ganti pacar. Wanita seperti ini sebaiknya tidak Anda pilih
sebagai istri. Mengapa? Sebab mereka menunjukkan bahwa dirinya tidak
dapat menjaga kehormatannya sebagai wanita mulia. Ia yang seharusnya
tidak disentuh siapapun kecuali suaminya, ternyata membiarkan dirinya
disentuh orang yang diharamkan agama menyentuhnya.
Jika wanita
seperti ini Anda utamakan sebagai istri, bisa jadi Anda akan menyesal di
kemudian hari ketika ia mengulangi kesukaannya tersebut. Ia menyukai
orang lain, mengaguminya dan kemudian menjalin hubungan cinta dengannya.
Kalau sudah bertaubat, tentu masalahnya lain. Kendati demikian,
memperistri wanita yang suka pacaran tetap memiliki resiko. Bisa jadi di
saat ia telah berubah menjadi baik dan setia, lelaki yang tidak bisa
melupakannya dan ingin kembali memilikinya menggunakan banyak cara untuk
‘merebut’-nya. Apalagi di zaman sekarang yang segalanya bisa terfoto,
terekam, tersebar. Hati suami manapun pasti tidak bisa tenang saat
lembaran hitam istrinya dibuka orang lain.
5. Wanita yang suka mengeluh
Ada
wanita-wanita yang hobinya mengeluh. Ia tidak mensyukuri apa yang
diberikan Allah kepadanya, justru mengeluhkan kondisinya karena
membandingkan dengan orang lain yang ia nilai lebih. Wanita yang suka
mengeluh ini umumnya dapat diketahui dari teman atau keluarganya.
Ia
mengeluh dan mendemonstrasikan kekecewaannya telah terlahir di keluarga
miskin, misalnya. Ia mengeluh orang tuanya tidak mampu membelikan HP
baru di saat teman-temannya memiliki HP baru. Ia mengeluhkan makanannya
padahal makanan itu adalah makanan terbaik yang bisa diberikan kedua
orang tuanya. Ia mengeluhkan panas yang begitu terik, menurutnya. Ia
juga mengeluh saat musim hujan tiba. Pendek kata, ia mengeluh pada
hampir setiap kondisi.
Wanita seperti ini, jika Anda nikahi, maka
ia akan membuat hidup Anda susah. Bahkan bisa mengurangi atau
menghilangkan kekhusyu’an dalam ibadah. Karena keluhannya akan terus
terdengar sepanjang hari. Kebaikan yang selalu Anda berikan dibalasnya
dengan keluhan. Bahwa ini kurang begini, itu tidak semestinya begitu,
dan seterusnya.
6. Wanita pemarah:
Wanita yang suka mengeluh
merupakan salah satu masalah dalam kehidupan rumah tangga. Namun wanita
pemarah lebih dashyat lagi menimbulkan masalah dalam keluarga tersebut.
Tipe
wanita pemarah bisa dilihat di lingkungannya. Baik saat ia di rumah
bersama orang tua dan saudaranya, di kampus bersama teman-teman
kuliahnya, atau ketika bepergian. Ia mudah tersulut emosi, dan
keinginannya minta selalu dipenuhi.
Di rumah, jika seorang wanita
sering berteriak kepada orang tuanya, maka itu adalah petanda ia
pemarah. Jika ia berani membentak orangtuanya, maka level pemarahnya
lebih tinggi lagi dan seyogyanya Anda jauhi, jangan dijadikan istri.
Bukannya
kebahagiaan yang didapat, beristrikan wanita pemarah, hidup suami
justru menderita. Ketika suami mengalah, ia akan menjadi sasaran
kemarahan. Jika suami sama-sama kuat, maka rumah tangga bisa berubah
menjadi arena perdebatan dan permusuhan. Terkikislah kedamaian.
[Muchlisin BK]
0 komentar:
Posting Komentar